Jumat, H / 29 Maret 2024

Pemberi Peringatan

Rabu 16 Aug 2023 12:22 WIB

Mushlihin

Pemberi peringatan

Foto: pinterest


Oleh : Mushlihin

ESQNews.id - Sesungguhnya manusia dalam kerugian bila tidak beriman, beramal shaleh dan saling menasihati atau memberi peringatan. Utamanya dalam hal kebaikan dan kesabaran. Sebab jika tak diingatkan, manusia sering salah dan lupa. Sehingga kalau dibiarkan akan mengulangi kesalahannya dan tersesat serta masuk ke jurang kehancuran. Kasihan bukan?

Kadang ada jenis manusia egois. Ingin enak sendiri. Tidak mau tahu yang dialami saudaranya. Yang penting I am happy. Masa bodoh dengan penderitaan orang lain. Bahkan tak peduli walau orang lain mati. Semoga Allah melindungi kita dari sikap ini.

Peringatan bisa berupa nasihat, teguran, kenangan dan catatan. Pendek kata peringatan itu dapat lewat lisan yang gampang hilang, maupun tulisan yang cenderung awet dan terbayang-bayang.

Semua manusia berkewajiban memberi peringatan. Tidak hanya Nabi sendiri, tapi keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman. Termasuk ulama atau umat, penguasa atau rakyat, penceramah atau jamaah, ustadzah atau siswa, orangtua atau anak, kakak atau adik, teman atau lawan, atasan atau bawahan, majikan atau karyawan dan keturunan atau nenek moyang.

Contohnya dalam tindakan nyata. Seorang khatib, penceramah, pendakwah harus mengingatkan jamaah agar beribadah. Sebaliknya jamaah harus mengingatkan pendakwah bila tidak melakukan ucapannya. Lalu orangtua harus mengingatkan anaknya beramal sholeh. Sebaliknya anak harus mengingatkan orangtuanya yang nyeleneh alias menyimpang dari syariat Islam. Kemudian majikan harus mengingatkan pembantunya agar beretos kerja. Tapi pembantu harus mengingatkan majikan bila tidak bayar upah tepat waktu atau sebelum kering keringatnya. Selain itu suami harus mengingatkan istri bila durhaka. Pun sebaliknya istri menegur suami jika tak memberi nafkah.

Memberi nasehat jangan menunggu ketika berada di masjid, madrasah dan rumah. Melainkan di mana saja kesalahan itu berada. Misalnya di pasar, warung, stadion, dan tempat umum.

Waktu memberikan teguran, usahakan sekarang juga. Jangan menunggu esok ataupun lusa. Keburu lupa dan bisa jadi diulangi lagi tanpa merasa berdosa.

Pendek kata setiap ada kesalahan oleh siapapun, kapanpun, dan di manapun, harus langsung diingatkan. Ajaklah ke jalan Allah dengan bijaksana dan pengajaran yang menyenangkan serta perdebatan yang berkemajuan. Syukur dengan menggunakan kekuasaan. Minimal mendoakan dalam hati terhadap kemungkaran atau kejahatan yang marak terjadi belakangan.

Perlu diwaspadai, adakalanya pemberi peringatan mendapatkan sanjungan dan penghargaan. Misalnya bagus, jempol, matoh, ok, mantap dan mencerahkan serta megilan. Namun adapula yang disalahkan, dihina, difitnah, dikafirkan, disingkirkan, diancam, diserang dan dibinasakan.

Manakala terjadi demikian, jangan mudah marah dan naik pitam. Balaslah kejahatan dengan kebajikan. Ingat tugas kita cuma sebagai pemberi peringatan. Kita bukanlah orang yang berkuasa atas mereka, Allah berfirman :

فَذَكِّرْ إِنَّمَا أَنْتَ مُذَكِّرٌ
Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya engkau (Muhammad) hanyalah pemberi peringatan.
لَسْتَ عَلَيْهِمْ بِمُصَيْطِرٍ
Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka,
-Surat Al-Ghasyiyah, Ayat 21-22.


Oleh karena itu pemberi peringatan usai melaksanakan kewajibannya, pasrahkan kepada Allah. Umpamanya sebagai penguasa jangan marah bila rakyatnya tidak sejahtera. Ulama jangan putus asa bila ummatnya berbeda menanggapi fatwanya. Penceramah pun harus lega bila tak didengarkan pidatonya. Ustadzah jangan naik pitam jika muridnya tidak pintar. Orangtua harus sabar tatkala anaknya tetap durhaka. Pimpinan harus legawa didemo anggotanya.


Selanjutnya atasan harus berterima kasih atas nasehat bawahannya. Pendakwah tak merasa berkurang wibawanya ditegur jamaahnya. Guru tak masalah dikenang siswanya tentang kelemahannya. Orangtua biasa saja dicatat kekurangannya oleh anaknya.

Sekali lagi tugas anda hanyalah pemberi peringatan. Selebihnya hak Allah, mereka jadi kaya, taat, alim, cerdas dan sholeh serta sholihah.


*Penulis adalah Sekretaris PRM Takerharjo Solokuro dan Guru SMPN Karanggeneng Lamongan


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA