Kamis, H / 28 Maret 2024

Mengatasi Kerugian Akibat Perubahan Iklim dengan Pembangunan Rendah Karbon

Minggu 06 Feb 2022 06:09 WIB

Reporter :EDQP

Rima Khansa Nurani (CEO of Green Architects)

Foto: Dokumen Pribadi Rima Khansa Nurani

Oleh: Rima Ginanjar (CEO of Rima Ginanjar Green Architects)


ESQNews.id, JAKARTA - Tahukah Anda kerugian akibat perubahan iklim yakni mencapai Rp. 544 T untuk tahun 2020-2024. Angka tersebut merupakan prediksi dari Bappenas yang memperkirakan berapa total kerugian apabila tidak ada tindakan pencegahan terhadap perubahan iklim.


Mari kita renungkan, dengan angka yang sangat signifikan di atas kita bisa membantu banyak Rakyat Indonesia yang saat ini membutuhkan sekali pertolongan. Sekolah-sekolah bisa dibangun di pedesaan dan jembatan bisa dibangun untuk menghubungkan masyarakat yang terisolasi.


Di era saat ini kabarnya energi juga yang sangat signifikan dihamburkan untuk menghidupkan bangunan di perkotaan kita. Bayangkan, betapa besar energi yang telah dikeluarkan karena bangunan-bangunan ini adalah tempat kita bekerja dan beristirahat. Dimana, kita menghabiskan 90% waktu kita di dalam ruangan (indoor).




Sedangkan dahulu, kita tinggal di rumah-rumah kecil yang terbuat dan dikelilingi alam, mendapatkan penerangan dari matahari, dan minuman dari sungai. Walau zaman telah berubah, bukan berarti kita tidak bisa mempelajari esensi kebiasaan manusia terdahulu yang sangat menyatu dan ramah dengan alam.


Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi risiko perubahan iklim ini adalah dengan bangunan yang tahan terhadap iklim dan desain yang sustainable. Dengan mempertimbangkan desain dan pemilihan material bisa mengurangi potensi kerugian.


<more>


Untuk itu, Rima Ginanjar Green Architects yang merupakan unit bisnis dari ESQ Group mempunyai ambisi yang sangat besar untuk berkontribusi pada social and economic sustainability melalui sustainable buildings. Low Carbon Development Indonesia (LCDI) menyatakan semakin ambisius aksi kita dalam menanggulangi climate change, semakin baik bagi perekonomian Indonesia.


Salah satu cara yang ampuh untuk mengurangi emisi dunia adalah dengan memfokuskan penurunan carbon emission atau gas rumah kaca pada bangunan. Mengapa? Karena bangunan bertanggung jawab sebesar 40% dari pengeluaran energi di dunia (Figure 1).


 

Figure 1. World Energy Consumption (Shad, 2018)


Namun yang menjadi pertanyaan, apa sih Pembangunan Rendah Karbon atau Net Zero Carbon Building itu? Zero Carbon Building adalah bangunan yang energinya sangat efisien dalam pembangunan, pelaksanaan, dan operasinya. Bangunan Rendah Karbon ini bisa menggunakan atau menghasilkan sendiri energi terbarukan yang bebas karbon. Dengan tujuannya, untuk menyeimbangi pengeluaran emisi karbon tahunan.


Dedikasi dan keberanian seorang arsitek untuk memperjuangkan bangunan yang hijau bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Karena tiap bahan baku dan operasional bangunan itu sendiri akan meninggalkan jejak polusi yang berupa karbon, strategi, dan perencanaan arsitek untuk meminimalisir berbagai sumber daya menjadi sangat penting.




Contohnya, dalam pembangunan untuk mengurangi jejak karbon kita bisa memilih bahan yang sustainable seperti kayu yang tersertifikasi berasal dari hutan. Kemudian kayu tersebut dikelola secara sustainable, bukan berasal dari pohon-pohon di Kalimantan, dimana satwa yang terancam punah seperti Orang Hutan hidup.


Dalam Pelaksanaan pembangunan, sampah proyek yang biasanya dibuang ke TPA dipilah untuk reuse dan recycle. Daripada mencemari tanah dengan menumpuk sampah di TPA, sedikit waktu diluangkan untuk memilah mana bahan bangunan yang bisa dipakai lagi dan yang tidak. Seperti salah satu Proyek renovasi rumah oleh Rima Ginanjar Green Architects dimana lantai rumah dan pintu yang sudah tidak terpakai dilepas dengan kesabaran tukang, sehingga bisa dipakai untuk membangun sebuah Musholla di Sawangan.


Selanjutnya, dari segi pencahayaan. Bangunan yang di design dengan pencahayaan serta udara yang baik, ditambah pilihan sanitary yang hemat air, lampu LED yang 70% lebih hemat listrik, betapa besar penghematan yang dapat dicapai secara cuma-cuma, hanya karena kita membuat ‘conscious choice’ yang artinya membuat pilihan yang sudah dipertimbangkan dengan baik. Oleh karena itu, dengan mendesain bangunan yang menggunakan prinsip Low Carbon Design akan mengarah pada penghematan energi yang sangat besar.


Pembangunan Rendah Karbon sangatlah layak secara teknis dan finansial. Tindakan kecil kita untuk memilih bangunan dengan baik akan berdampak sangat besar jauh dari apa yang kita duga. Hasilnya, hutan tropis kita sebagai paru-paru dunia aman dari penebangan liar. Air tanah kita tidak tercemar oleh sampah. Biaya energi kita menjadi lebih rendah tiap tahunnya. Jadi, investasi dalam Zero Carbon Buildings dapat melindungi dari harga karbon yang semakin tinggi dan menawarkan manfaat di luar pengurangan karbon itu sendiri.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA