Jumat, H / 29 Maret 2024

Mendidik Anak ala Orangtua Maudy Ayunda

Kamis 05 Oct 2023 17:14 WIB

Reporter :Ida S Widayanti

Maudy Ayunda bersama orang tua

Foto: maudy-ayunda


ESQNews.id - Belakangan ini warganet diramaikan dengan postingan di media sosial Maudy Ayunda yang galau memilih S2 di Harvard atau Stanford. Diterima di dua universitas terkemuka di dunia tentu bukan hal mudah.



Maudy selain sebagai sebagai aktris, model, penyanyi bersuara merdu, namun juga dikenal sangat pandai. Saat SMP, nilai UN matematikanya saja 10. Kehebatannya bukan saja saat mengambil S2, saat mau kuliah S1 Maudy pun diterima di sejumlah uiversitas ternama dunia di antaranya Columbia University, New York University, Oxford University, dll. Ia akhirnya memilih Oxford University yang diselesaikan dalam waktu kurang dari tiga tahun.



Apa rahasia kepandaian Maudy? Dalam wawancaranya dengan Najwa Sihab di Narasi.TV, Maudy memaparkan bahwa kesuksesannya dalam study ditunjang karena  Maudy yang sangat cinta belajar bisa betah membaca buku seharian. Kecintaan akan buku menjadi budaya yang ditumbuhkan orangtua Maudy.


Baca juga: Kegiatan Menyenangkan Bersama Anak di Bulan Ramadhan

Entah karena persoalan finansial atau kebetulan saja, saat kecil di rumah Maudy tidak ada televisi. Dengan demikian hiburannya adalah dengan membaca buku. Bahkan boleh dibilang membaca buku merupakan hiburan pertama Maudy. Orangtua Maudy sangat suka membelikan buku. Kadang untuk membelikan buku sengaja pergi ke Singapura. “Papaku bisa pulang pergi ke Singapura cuma bawa 1 koper, cuma beliin anak-anaknya buku,” ujar Maudy mengenang pengalamannya.

Baca juga: Hari Buku Anak Sedunia

Oleh sang ibu, sejak kecil Maudy sudah diajarkan memecahkan masalah. Ibunya senang sekali ngajak ngobrol anak-anaknya bahkan untuk hal-hal kecil dan sederhana. Mereka selalu ditanya hingga rinci untuk mengetahui alasan dibalik suatu keputusan. Maudy memberikan contoh misalnya saat akan ada acara kumpul keluarga, mau pesen makan, ada apa saja, kenapa pilihannya itu, dll.



”Obrolan tidak pernah simpel. Obrolan itu selalu ada mengapa, kenapa sampai di ujung kita merasa bahwa itu jawaban yang tepat,” papar Maudy. Dengan obrolan itu, menurut Maudy,  tercipta kepedulian, rasa ingin tahu, dan suasanya menyenangkan. Mengenai reward and punishment, menurut Maudy reward atas prestasi atau achiement adalah perasaan bangga. Mereka tak pernah dikasih insentif atau uang jajanan.


Baca juga: Bahaya Bullying Terhadap Anak


“Kita bisa melihat bangganya orangtua,” ujarnya.


Video Ibu dorong Anak dari Mobil:



Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA