Jumat, H / 29 Maret 2024

Indonesia Incar Pasar Kendaraan Hybrid di Australia

Selasa 05 Mar 2019 10:07 WIB

Reporter :AA

Kendaraan Hybrid

Foto: teknisimobil wordpress

Industri otomotif Indonesia bisa mengekspor kendaraan tersebut tanpa harus membangun seluruh teknologi dan fasilitas produksi dari nol.


ESQNews.id, JAKARTA - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meyakini industri manufaktur nasional berpeluang meningkatkan ekspor ke Australia setelah perjanjian ekonomi komprehensif dengan Indonesia (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement/IA-CEPA) ditandatangani, Senin (4/2/2019).


“Karena komitmen Australia untuk mengeliminasi bea masuk impor untuk seluruh pos tarifnya menjadi 0 persen. Ekspor kita akan naik,” ujar Menteri Airlangga saat menghadiri penandatanganan IA-CEPA di Jakarta.


IA-CEPA diteken oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Perdagangan, Pariwisata, dan Investasi Australia Simon Birmingham dan disaksikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.


Menurut Menteri Airlangga, beberapa produk ekspor Indonesia yang berpeluang meningkat adalah produk otomotif (khususnya mobil listrik dan hybrid), kayu dan turunannya termasuk furnitur, tekstil dan produk tekstil, ban, alat komunikasi, obat-obatan, permesinan, serta peralatan elektronika.


Menurut politisi Partai Golkar ini, perjanjian ini memberi banyak keuntungan khususnya untuk produk kendaraan listrik dan hybrid. Dengan syarat QVC (kualifikasi konten lokal) dalam perjanjian tersebut, industri otomotif Indonesia bisa mengekspor kendaraan tersebut tanpa harus membangun seluruh teknologi dan fasilitas produksi dari nol. “Kendaraan listrik dan hybrid akan menjadi andalan ekspor Indonesia di masa depan,” ujar dia.


Menurut Menteri Airlangga, Indonesia masih berharap bisa meningkatkan ekspor kendaraan dalam bentuk utuh (completely built up/CBU) baik itu mesin menggunakan bahan bakar maupun elektrik. Industri lain yang dipacu adalah textile, clothing dan footwear. Ini untuk melengkapi ekspor unggulan selama ini yaitu furniture, produk karet dan kimia olahan, makanan dan minuman, tekstil, serta elektronika. "Ini karena industri otomotif Australia tutup semua," ujar dia. 


Australia merupakan negara tujuan ekspor non-migas ke-17 dan negara sumber impor nonmigas ke-8 bagi Indonesia. Total perdagangan bilateral pada 2018 mencapai USD8,6 miliar. Dengan ekspor Indonesia sebesar USD2,8 miliar.


Produk ekspor utama Indonesia ke Australia pada 2018, di antaranya petroleum sebesar USD636,7 juta, kayu dan furnitur USD214,9 juta, panel LCD, LED, dan panel display lainnya USD100,7 juta, alas kaki USD96,9 juta, dan ban USD61,7 juta.


Sedangkan investasi Australia di Indonesia pada 2018 mencapai USD597,4 juta dengan 635 proyek yang digarap oleh lebih dari 400 perusahaan di berbagai sektor seperti pertambangan, pertanian, infrastruktur, keuangan, kesehatan, makanan, minuman dan transportasi.


Mobil Hybrid Memiliki Dua Sumber Daya. Mobil hybrid merupakan kendaraan yang menggunakan dua jenis teknologi yang digunakan sebagai sumber tenaganya. Jika pada umumnya mobil hanya memiliki mesin bensin, mobil hibrida memiliki satu sumber mesin lain yakni baterai sebagai sumber tenaganya.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA