Jumat, H / 29 Maret 2024

Idul Fitri Sesuai Tuntunan Nabi

Kamis 13 Jun 2019 08:55 WIB

Author :Mushlihin

ilustrasi

Foto: konten

Oleh: Mushlihin*

ESQNews.id - Di malam idul fitri aku bertakbir mengagungkan Allah. Yang artinya Allah maha besar, Allah maha besar, tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah maha besar dan bagi-Nyalah segala pujian.


Di samping itu kubayarkan zakat fitrah. Dua setengah kilogram beras pada fakir miskin. Maupun zakat maal seperti uang, emas, ternak, perdagangan, pertanian dan profesi. Untuk amil, gharim, muallaf, budak, ibnu sabil, dan sabilillah.


Habis tidur aku terus mandi besar atau junub. Membasahi seluruh badan dengan air suci. Tidak lupa menggosok gigi. Pakai wewangi dan baju terbersih. Salat tahajud hingga subuh.


Lantas sarapan. Mengkonsumsi kurma dengan jumlah ganjil. Kadang ditambah ketupat. Lauk ayam kampung.


Kemudian cuci piring. Berwudlu dan mengajak semua anggota keluarga. Termasuk wanita yang sedang haid. Berjalan kaki atau naik kendaraan ke lapangan tempat salat dan ke masjid bila hujan dan becek.


Tanpa azan dan iqomah salat id didirikan. Sejumlah dua rakaat. Rakaat pertama dibuka dengan takbir 7 kali, baca al Fatihah dan surat Qaf atau al A'la. Rakaat kedua dengan takbir 5 kali, baca al Fatihah dan al Qomar atau al Ghasiyah.


Setelah itu kudengarkan khutbah. Bersedekah dan ramah tamah serta pulang dengan jalan yang berbeda.


Hikmahnya adalah kita bisa memberikan salam, senyum, sapa dan santun. Terhadap sahabat, tetangga, buruh, lawan, orang yang bersalah, binatang, benda mati, dan makhluk gaib.


Sesampai di rumah kujalankan salat sunnah dua rakaat. Mendoakan keluarga yang telah meninggal. Sesudah itu bersimpuh di kaki orangtua. Nenek, kakek, ibu, paman, bibi dan kakak.


Selanjutnya bersiap menghormati tamu. Dengan wajah ceria dan ucapan yang baik. Bahkan menghidangkan jamuan dan akomodasi sebaik kemampuan. Sabda Rasulullah, "Hak tamu secara moral sehari semalam, maksimal selama tiga malam, selebihnya adalah sedekah." Selain itu aku terdorong, tamu yang datang membawa rezeki. Bila keluar ia membawa dosa tuan rumah melalui pengampunan Allah.


Itulah kebahagiaan di hari raya idul fitri suai tuntunan Nabi. Semoga mampu mengganti kebiasaan jahiliyah yang kian membudaya. Yakni bermain dan bersenang-senang sepuasnya. Hingga pada tingkatan tindak kekejian, berlebihan, gaduh, asusila dan melalaikan kewajiban.

*Penulis buku Guru yang Dirindu. Penerbit Istambul 2019.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA