Jumat, H / 29 Maret 2024

Hidup Seberani Ini (1)

Rabu 18 Mar 2020 15:51 WIB

Author :M. Nurroziqi

ilustrasi

Foto: dok.ESQ


Oleh: M. Nurroziqi

 

"Opo toh seng diwedeni wong kang manteb lan pasrah?"

"Adakah yang ditakuti oleh seorang yang benar-benar yakin dan tawakkal?"

(Mas Mantri; Pendekar Pencak)

 

ESQNews.id - Bagai seorang pendekar. Seperti seorang pesilat. Sesungguhnya kehidupan ini dijalani. Ketika harus turun gelanggang menjalani satu pertandingan, maka satu kondisi yang harus terlebih dulu dibereskan di saat menghadapi lawan, adalah mengalahkan rasa takut yang berada di dalam diri sendiri. Ketika rasa takut sudah beres, maka yang ada hanya keberanian dan semangat membara untuk menumbangkan lawan dalam hitungan tercepat.


Sedang, berita-berita tentang kehebatan dan kesaktian yang dimiliki lawan, akan menumbuhkan kewaspadaan dan belaserang terbaik untuk kemudian mengalahkan. Kelebihan lawan bukan menyurutkan semangat, tidak mengendorkan kekuatan, tidak melemahkan kebisaan-kebisaan. Tetapi, secara utuh membangun mental kuat untuk segera mengalahkan lawan. Demikian pun berita tentang kelemahan lawan, bukan untuk meremehkan dan lengah. Tetapi menjadi pemicu untuk semakin bergerak sigap dan tepat dalam menata semua serangan. Sehingga, apapun kondisi lawan, mental dan jiwa pendekar atau pesilat tetap hebat dan semakin kuat.


Memang, di antara ujian manusia adalah rasa takut. Siapapun yang hidup, pasti pernah memiliki ketakutan. Terhadap apapun dan siapapun, dalam takaran yang bermacam-macam. Perbedaan takaran tinggi-rendahnya rasa takut ini, dipengaruhi oleh apa yang ada di dalam pribadi manusia itu sendiri. Bergantung hati. Bermula dari kondisi pikiran.


Ada yang takutnya keterlaluan, menjadi phobia. Dalam kondisi seperti ini, tubuh secara otomatis akan bereaksi ketika apa yang ditakuti berada di dekat diri. Karena pikiran bawah sadar sudah terkondisikan untuk sangat takut dengan sesuatu itu. Maka, seberapapun besarnya dorongan pikiran sadar untuk tidak takut, maka tubuh akan bereaksi sebagaimana yang diperintahkan oleh alam bawah sadar pikiran itu tadi.


Seperti itulah gambaran sederhana akan ketakutan-ketakutan yang terbentuk di dalam diri. Yang terpatri kuat pada alam bawah sadar pikiran manusia. Dan akhirnya menjadi satu kondisi ketidak-beresan diri yang sulit diobati secara medis.

<more>

Seorang yang tidak bisa disembuhkan atas kondisi tertentu dengan beragam obat-obatan, bisa jadi tidak ada semangat sembuh yang kuat dari dalam diri seseorang itu. Lebih tidak bisa disembuhkan lagi jika yang di alam bawah sadar pikirannya adalah tingginya sugesti diri tentang ketidak-mungkinan sembuh betapapun cara dan metode yang ditempuh. Di sinilah letak betapa sangat berbahayanya rasa takut bagi keselamatan dan kesehatan manusia.


Dari itu, membangun harapan, menumbuhkan semangat sehat dari dalam diri adalah cara sangat baik yang harus ditempuh demi menguatkan bangunan sistem kekebalan tubuh pada setiap diri. Hal seperti itu biasa saja. Yang begini tidak berbahaya. Tubuh kita hebat. Memiliki sistem kekebalan tersendiri untuk bisa menangkal segala macam jenis penyakit. Adalah hal-hal yang wajib disugestikan di dalam diri. Ini membangun kepercayaan ini. Ini menunjang semakin meningkatkan pasokan hal-hal positif yang direkam oleh pikiran bawah sadar. Cara ini adalah mengusir rasa takut. Sekaligus mengukuhkan keberanian diri.


>>> Selanjutnya: Hidup Seberani Ini (2)


*M. Nurroziqi. Alumnus UIN Sunan Ampel Surabaya. Penulis buku-buku Motivasi Islam.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA