Jumat, H / 19 April 2024

Cara Memperlakukan Anak dalam 3 Tahapan Fase 7 Tahun

Rabu 28 Aug 2019 16:47 WIB

Author :Redaksi

ilustrasi

Foto: al jumuah

ESQNews.id - Saidina Ali bin Abi Thalib RA merumuskan cara-cara untuk memperlakukan anak:

1. Kelompok pertama 7 tahun (umur 0-7 tahun), melayan anak sebagai raja.

2. Kelompok kedua 7 tahun (umur 8-14 tahun), melayan anak sebagai tawanan.

3. Kelompok ketiga 7 tahun (umur 15-21 tahun), melayan anak sebagai sahabat.



ANAK SEBAGAI RAJA (umur 0-7 tahun)

Mendidik anak di bawah umur 7 tahun dengan sepenuh hati dan ikhlas adalah perkara yang terbaik yang dapat kita lakukan. Banyak perkara-perkara kecil yang kita lakukan setiap hari akan mengubahnya dan mempunyai kesan positif pada pembangunan tingkah laku anak tersebut, sebagai contoh:-

Jika kita segera menyahut dan mendekati dia ketika dia memanggil kita walaupun ketika kita sibuk, maka dia juga akan segera bertindak balas dan terus pergi kepada kita sewaktu kita memanggilnya.

Di saat kita tidak jemu menggosok belakang badannya sehingga dia tidur, dan tidak mustahil apabila dia mengurut atau mengusap punggung apabila kita letih atau sakit.

Di saat kita berusaha keras menahan emosi pada saat dia telah membuat kesalahan yang besar dalam apa pun bentuknya, kita dapat lihat pada masa akan datang dia juga akan bersabar apabila saudara atau temannya membuat kesalahan kepadanya.

Oleh itu, apabila kita sentiasa berusaha sepenuh hati untuk menggembirakan anak-anak yang belum berusia tujuh tahun, Insya-Allah, dia akan tumbuh menjadi seorang yang menyenangkan, penyayang dan bertanggungjawab karena jika kita suka dan memperlakukan mereka sebagai raja, maka dia akan suka dan memperlakukan kita sebagai raja dan ratu.



ANAK SEBAGAI TAWANAN (umur 8-14 tahun)

Kedudukan tawanan perang dalam Islam adalah sangatlah dihormati. Dia akan mendapat hak dengan kadar tertentu, tetapi  juga dikenakan berbagai larangan dan tanggungjawab. Usia 8-14 tahun adalah umur yang sesuai untuk anak-anak diberikan hak, tanggungjawab dan kewajipan tertentu.

Rasulullah SAW mula mengajar anak untuk sholat wajib pada usia 7 tahun dan membolehkan kita untuk memukul anak itu (atau mengukum dengan hukuman yang sepatutnya) apabila anak itu berusia 10 tahun jika anak itu tetap meninggalkan sholat. Oleh karena itu, umur 8-14 tahun adalah waktu yang sesuai dan tepat untuk anak-anak diperkenalkan dan diajar tentang hal-hal yang berkaitan dengan hukum agama, sama ada yang diwajibkan atau dilarang, seperti :-

1. Menunaikan sholat wajib lima kali sehari.
2. Memakai pakaian yang bersih, rapi dan menutup aurat.
3. Menjaga pergaulan dengan berlawanan jenis.
4. Membaca Al-Quran.
5. Membantu pekerjaan rumah yang mudah dilakukan oleh anak.
6. Menerapkan disiplin dalam aktiviti harian. Penghargaan dan Hukuman (hadiah/ganjaran/pujian dan hukuman/teguran) yang sesuai diberikan pada usia 7 tahun kedua ini karena anak-anak sudah dapat memahami arti tanggungjawab dan sesuatu perbuatan.

Walau bagaimanapun, perlakuan terhadap setiap anak mestilah berbeda karena setiap kanak-kanak mempunyai ciri-ciri yang berbeda (karena setiap anak mempunyai keunikan tersendiri).



ANAK SEBAGAI SAHABAT (umur 15-21 tahun)

Umur 15 tahun adalah usia umum untuk anak-anak melangkah memasuki usia akil baligh. Sebagai orang tua kita harus meletakkan diri kita sebagai sahabat dan memberi contoh yang baik seperti yang diajar oleh Saidina Ali bin Abi Thalib.

Ini adalah masa yang baik untuk bercakap dari hati ke hati dengan dia, menjelaskan bahwa dia adalah seorang remaja yang sudah meningkat dewasa.

Perlu diberitahu tentang perubahan fisik. Selain itu dia juga akan mengalami perubahan mental, rohani, sosial, budaya dan alam sekitar, Sehingga mungkin akan ada banyak masalah yang akan dihadapi. Paling penting untuk para orang tua bahwa kita harus membina kesadaran dalam diri anak-anak kita bahwa umur selepas akil baligh ini dia sudah mempunyai buku amalannyanya sendiri yang mana dia sendiri yang akan dihadapkan dan dipertanggungjawabkan oleh Allah SWT di hari akhirat kelak.

Anak-anak selepas akil baligh seharusnya diberi lebih ruang supaya mereka tidak merasa terkekang namun masih tetap di dalam pengawasan orang tua.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA