Kamis, H / 28 Maret 2024

Bersandar yang Benar [Part 1]

Kamis 05 Oct 2023 10:59 WIB

Author :M. Nurroziqi

ilustrasi.

Foto: Ist

Oleh : M. Nurroziqi

ESQNews.id - "Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ia berbuat baik, maka sungguh ia telah berpegangan dengan tali yang kuat." (Q.S. Luqman: 22).

 

Kemana kita berlari ketika diri dikejar derita setiap hari?

Dimana hendak bersimpuh ketika diri yang penuh peluh mencoba lepas dari belenggu masalah?

Kepada siapa diri hendak mengadu dan memelas iba atas luka yang memaksa meneteskan air mata?


Sesungguhnya, kesusahan hidup yg ditimpakan Allah Swt kepada umat manusia, bukanlah sebuah derita yang hendak menjadikan manusia sengsara. Tidak. Melainkan sebuah anugerah yang sangat berarti bahagia bagi manusia itu sendiri. Tentu, semua ini hanya ternikmati oleh hati-hati manusia yang mengerti, yang memahami.


Ibaratkan emas, manusia itu. Sehingga, ketika dalam perjalanan hidup yang penuh rupa menjadi tercampur oleh logam-logam lain yang menjadikan sedikit berkurang kemurnian emasnya. Untuk itu, dalam rangka menjadikan emas kembali dalam kemurniannya yang semula, maka dibutuhkan sebuah proses yang luar biasa rumitnya. Bahkan, kerapkali sangatlah menyakitkan bagi manusia itu sendiri. Yakni, demi mengembalikan manusia pada titik kesuciannya.


Sedang, logam-logam lain yang menempel pada emas itu adalah salah dan dosa yang seringkali menjadi kebiasaannya. Dosa yang ringan, yang sesekali wujud sebab lupa atau lalai, bisa jadi lebih mudah dihapuskan. Tidak perlu kepayahan hebat untuk mengembalikan kesucian. Beda ketika dosa-dosa itu bak kerak. Menempel. Tebal. Mengeras. Yang begini, tentu butuh proses sangat panjang dan pasti sungguh menyakitkan.


Baca juga : Bersandar yang Benar [Part 2]

Memandang yang sedemikian itu, manusia jelas akan merasa sangat diuntungkan jika di sepanjang hidup yang dijalani penuh dengan "derita" yang menyakitkan. Jika kebetulan penuh dosa, semua itu menjadi bagian dari cara Allah Swt mensucikannya. Sebagai sarana-Nya untuk memberi ampunan yang sebaik-baiknya. Semua "hukuman" atas tuntas di dunia. Sehingga di ujung hidup, akan tersenyum dalam kedamaian menuju-Nya. Husnul Khotimah. Jika pun diri jauh dari ketidakbaikan, hidupnya lurus-lurus saja sebagaimana yang sudah ditetapkan dan diteladankan oleh Baginda Rasul Muhammad Saw, maka hal itu menjadi upaya mengangkat derajat dan martabat manusia.


"Tidak ada satu pun musibah (cobaan) yang menimpa seorang muslim berupa duri atau yang semisalnya, melainkan dengannya Allah akan mengangkat derajatnya atau menghapus kesalahannya." (H.R. Muslim).


Baca juga : Di Taman Cinta, Kita Bersua

"Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya." (H.R. Bukhari dan Muslim).


*M. Nurroziqi. Penulis buku-buku Motivasi Islam. Alumnus UIN Sunan Ampel Surabaya.

Ingin tulisanmu dimuat di ESQNews.id? kirimkan ke email kami di [email protected]


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA