Jumat, H / 29 Maret 2024

Anak Membunuh Sang Ayah karena Sebuah Game

Jumat 13 Sep 2019 10:14 WIB

Reporter :Endah Diva Qaniaputri

Pria India yang membunuh ayahnya sendiri, karena keinginannya tidak terpenuhi

Foto: bangaloremirror.indiatimes.com

Game sebagai hiburan semata untuk menghilangkan rasa penat dalam diri. Namun, seringkali di salah gunakan bagi mayoritas orang.


ESQNews.id, JAKARTA - Orangtua pasti ingin membahagiakan anak-anaknya, apapun di korbankan demi buah hatinya. Jika ada anak yang 'merengek' ingin sesuatu, namun tak dikabulkan oleh sang orangtua, pikirkanlah secara positif. Setiap orangtua tahu mana yang terbaik untuk anaknya atau tidak, tentu orangtua terlibat nantinya.


Bagaimana jika sang anak tidak terima dan terus 'merengek'? Seperti kisah yang datang dari negara Bollywood, India. Diambil dari akun resmi bangaloremirror.indiatimes.com (10/9), seorang lelaki berusia 25 tahun yang terobsesi dengan game seluler, PUBG, yang membawa petaka. 


Dia kecanduan PUBG dan ingin ayahnya mengisi kuota internet. Sang ayah, Shankrappa adalah seorang pensiunan polisi, biasa memberi nasihat kepada Raghuveer secara teratur agar tidak menggunakan ponselnya sepanjang hari.




Pada akhirnya Raghuveer mengunci ibunya di dalam kamar dan menyeret Shankrappa ke dapur, Raghuveer mengambil pisau daging yang besar dan memotong tubuh Shankrappa menjadi potongan-potongan.


<more>


Karena menolak memberikan uang untuk mengisi internet agar dia bisa bermain PUBG. Raghuveer Kumbar (25), seorang mahasiswa, menghabiskan sebagian besar waktunya di layar serbaguna itu.


Dan kasus ini masih ditindak lanjuti oleh pihak kepolisian di Kakathi. Sebagai pembelajaran juga, gunakan ponsel dengan bijak. Di era VUCA ini ponsel selalu dikaitkan dengan kalimat "Mendekatkan yang jauh, dan menjauhkan yang dekat".




Adapun kasus lain yang terkait perihal game era Digital ini melansir dari Youtube Trans7. Terlalu sering main game PUBG, Mobile Legends dan Free Fire remaja ini mengalami gejala kebutaan.


Penglihatannya mulai terganggu dan kesulitan untuk beraktivitas. Bocah 19 tahun asal Ashan, Sumatra Utara, sudah sebulan mengalami gejala kebutaan. Pertama dia merasa perih dan merah pada bola matanya, kemudian hanya bisa melihat dari jarak 5 meter saja.




Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA