Selasa, H / 19 Maret 2024

Ahli: Tiongkok Tingkatkan Pengaruhnya di Timur Tengah

Jumat 13 Jul 2018 09:40 WIB

Titin Nuryani

Presiden Tiongkok Xi Jinping

Foto: project-syndicate.org

Selasa lalu, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengumumkan negaranya akan meminjamkan bantuan sebesar USD23 miliar ke negara-negara Arab.


ESQNews.id, ANKARA -  Analis politik menafsirkan janji Tiongkok untuk mengirimkan pinjaman sebesar USD23 miliar dan bantuan kemanusiaan ke negara-negara Arab sebagai langkah untuk meningkatkan pengaruh Tiongkok di wilayah tersebut.

Dr. Altay Atli, pengajar di Universitas Koc, merujuk pada janji yang dibuat oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk mengirimkan dana bantuan kemanusiaan dan pinjaman senilai miliaran dolar kepada negara-negara Arab dalam sebuah konferensi yang diikuti oleh 22 negara Arab di Beijing.

Dilansir dari Anadolu Agency, Kepentingan Tiongkok ini sesungguhnya berada dalam kerangka Inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan (Belt and Roan Project) dan Tiongkok kini menyasarkan dukungannya kepada negara-negara Timur Tengah yang terus berubah karena perang dan teror, kata Atli.

"Tiongkok memproduksi separuh dari kebutuhan minyak dan gasnya sendiri, namun permintaannya sangat tinggi. Oleh sebab itu, Tiongkok membeli separuh lagi kebutuhan minyak dan gasnya dari Timur Tengah, inilah alasan di belakang usahanya untuk turut memberi pengaruh di wilayah tersebut," kata dia.

Atli menekankan bahwa Tiongkok hanya fokus pada aspek ekonomi dalam kebijakan Timur Tengah, meski keadaan berubah setelah Arab Spring pada 2011, di mana Tiongkok lantas terisolasi dari wilayah tersebut di bidang ekonomi.

"Tiongkok terus memberikan bantuan dan investasi ke wilayah tersebut selama masa transisi keuangan. Sementara melakukannya, Tiongkok juga ingin bergabung dalam perundingan-perundingan dan memiliki suara dalam perpolitikan dan perekonomian Timur Tengah, yang bisa dibentuk lagi," imbuh dia.

Lebih lanjut Atli menekankan bahwa Tiongkok sampai kini belum pernah mengirim pasukan atau pesawat perang ke wilayah tersebut meski sepaham dengan Rusia. "Pendeknya, Tiongkok ingin tetap mempertahankan pengaruh dalam cakupan Inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan, yakni menggunakan pengaruh ekonomi alih-alih intervensi militer," kata dia. 


- Peran Tiongkok di Timur Tengah

Konferensi ini dimuat dengan menyeluruh oleh media-media Tiongkok, termasuk opini dari para ahli yang menyebut pinjaman dan bantuan ini "akan memperkuat peran Tiongkok di wilayah Timur Tengah."

Ahli dari Tiongkok juga mengatakan bahwa aksi Tiongkok ini seharusnya dianggap lumrah, karena negara ini memiliki populasi Muslim sebesar 20 juta jiwa.

Telah menjalin hubungan erat dengan sembilan negara-negara Arab melalui "Inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan", Tiongkok akan menemukan cara-cara yang lebih "praktis" untuk menyelesaikan permasalah yang kini dihadapi kawasan, lanjut para pengamat Tiongkok.

 

- Keamanan investasi Tiongkok

Para ahli juga menekankan bahwa keamanan harus menjadi prioritas utama di wilayah yang kini menderita akibat bentrokan dan perang sipil itu.

Mereka memperingatkan bahwa kepentingan nasional Tiongkok bisa terancam bila sumber-sumber minyak atau jalur perdagangan tiba-tiba terpotong.

Joost Hiltermann, program direktur Kelompok Krisis Internasional untuk Timur Tengah dan Amerika Utara berkata bahwa Tiongkok menginginkan peran finansial di wilayah Timur Tengah, dan akan menjauh dari permasalahan-permasalahan politiknya.

"Jika status keamanan mereka membuat kepentingan komersial dan investasi dalam bahaya, Tiongkok pada akhirnya tidak punya pilihan lain selain intervensi militer. Ini akan menjadi periode yang menyedihkan di mana Beijing terpaksa mengambil keputusan tegas. Selain mendapatkan teman, mereka juga akan mendapatkan musuh," tegas dia.

 

- Investasi besar Tiongkok di Timur Tengah

Presiden Tiongkok Xi Jinping pada Selasa mengumumkan dalam konferensi yang dihadiri 22 negara Arab bahwa Beijing akan meminjamkan lebih dari USD23 miliar dan memberikan bantuan kemanusiaan. Sebanyak USD91 di antaranya akan disalurkan ke Suriah, Yaman, Yordania, Palestina dan Lebanon.

"Tiongkok dan negara-negara Arab, dalam mewujudkan modernisasi, harus menciptakan sinergi yang menghasilkan kemajuan-kemajuan strategis," kata Xi, berkata bahwa USD151 juta tambahan akan diberikan untuk melakukan proyek-proyek kemanusiaan.

Xi juga menggarisbawahi bahwa Tiongkok juga mencari kesempatan kerja sama dalam bidang seperti sumber tenaga terbarukan dan hidrokarbon. "Tiongkok ingin bergabung dengan negara-negara Arab dengan tujuan mendukung perkembangan bersama-sama, menjadi penyokong perdamaian dan stabilitas, juga menjadi suara pemerataan dan keadilan," kata Xi.

*Ali Murat Alhas turut melaporkan dari Ankara


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA