"Anda bisa mencintai orang lain tanpa memimpin mereka,
tetapi Anda tidak bisa memimpin orang lain tanpa mencintai mereka" - Ary
Ginanjar Agustian
ESQNews.id, JAKARTA - Tak dapat dipungkiri, saat ini generasi millennials dan zelenials masuk ke perusahaan atau lembaga dengan total populasinya mencapai 70% bahkan bisa lebih. Problemnya, ada sebuah riset yang disampaikan oleh Founder ESQ Group Ary Ginanjar Agustian bahwa hanya 29% karyawan yang engaged dengan pekerjaannya, serta 6 dari 10 orang selalu mencari peluang untuk mendapatkan pekerjaan baru. Ary menyampaikan hal tersebut saat memberikan materi dalam Training ESQ Public, Transformational Leadership Program.
“Tantangan yang sedang kita hadapi sebagai pimpinan
khususnya yaitu menghadapi era VUCA, jaman yang tidak ada kepastiannya, cepat
berubah, tidak dapat diprediksi dan lainnya. Ditambah tantangan untuk
menghadapi generasi millennials dan zelenials,” ungkap Ary kepada para peserta
pelatihan.
Untuk itu, tujuan kegiatan ini adalah membantu para leader melakukan perubahan dan perbaikan secara bertahap dalam hal kepemimpinan. Mengingat keberhasilan sebuah perusahaan/organisasi tentu tidak terlepas dari gaya kepemimpinan seorang leader.
Pelatihan digelar selama 2 hari pada tanggal 6-7 Oktober
2022 secara hybrid. Ada sekitar 20 orang yang hadir secara online dan offline.
Jabatan mereka setingkat kepala kantor, owner, director, manager, kepala
departemen dan lainnya. Mereka berasal dari lembaga atau perusahaan yang
berbeda yakni Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dari beberapa
provinsi di Indonesia, Bank Indonesia, PT Kaltim Methanol Industri, Re/Max
Fast, PT Inti Pantja Press Industri, PT Sucofindo, PT Pelabuhan Indonesia
(Persero).
“Sebagai sharing, saya memiliki 17 Perusahaan di berbagai bidang, yang 90% orang di dalamnya adalah dari generasi millennials. Saya harus bisa mengelola mereka yang tak cukup hanya berorientasikan kepada intelektual namun melingkupi emosional dan spiritual,” jelas Penulis Buku ESQ itu dari The Ritz – Carlton Hotel Jakarta.
Kepada para pimpinan, ada 3 kunci untuk meng-handle
millennials dan zelenials. Cara ini telah dipelajari dan dipraktekkan langsung
oleh sang Motivator itu. Di antaranya Authentic Leadership (Pemimpin yang membangun
hubungan yang baik dan terbuka dengan tulus), Workplace Equity (Pegawai
mendapatkan kesempatan yang sama untuk maju berkembang), Meaningful Work (Pegawai
memahami kontribusi mereka terhadap masyarakat luas).
“Selain 3 kunci tadi, saya tekankan supaya pegawai bisa menemukan makna dan tujuannya dalam bekerja. Mengapa? Pegawai yang menemukan makna bekerja cenderung bekerja lebih keras, lebih kreatif dan lebih tahan banting sehingga 3x lebih tinggi kemungkinannya untuk bertahan di organisasinya,” tuturnya.
Lebih lanjut, “4x lebih terikat dengan pekerjaannya, 7x
lebih baik dalam hal kepuasan bekerja. Hal itu semua memberikan dampak positif
terhadap kinerja organisasi. Saat pegawai menemukan makna bekerja, maka
organisasi tersebut mendapatkan kepuasan pelanggan yang lebih baik."
Di tengah sesi, Pendiri ACT Consulting itu bertanya kepada
peserta tentang arti dari pemimpin atau kepemimpinan. Rata rata mereka menjawab
“Pemimpin adalah orang yang mengatur di sekelilingnya. Pemimpin adalah orang
yang menjadi contoh atau role model untuk staffnya. Pemimpin itu menggerakan
tim agar memiliki belief yang sama. Pemimpin mampu menyamakan visi misi
perusahaan kepada timnya untuk mentransformasikan culture yang ada.”
Seperti quotes dari John Maxwell bahwa "Leadership Starts With Relationships.”
Informasi tambahan dari berbagai sumber, istilah
“kepemimpinan transformasional” bukanlah sebuah hal baru; istilah ini
diciptakan oleh James MacGregor Burns pada tahun 1978, namun baru dikenal luas
dalam beberapa tahun terakhir.
Kepemimpinan transformasional atau transformational leadership adalah sebuah gaya kepemimpinan yang mengidentifikasi perubahan yang diperlukan, menyusun visi yang akan membuka jalan bagi perubahan yang dibuat dan melaksanakan rencana yang diperlukan agar perubahan tersebut terjadi. Sangat mudah untuk melihat mengapa gaya kepemimpinan ini penting dalam dunia yang senantiasa berubah saat ini.
Dengan demikian, Ary Ginanjar Agustian bersama seorang para trainernya yakni Rinaldi Agusyana, Arief G Rahman Saleh, Ahmad Zaki mengupas tuntas terkait berbagai hal seperti tentang konsep kepemimpinan, skill berkomunikasi, memperkenalkan ilmu coaching, hingga bagaimana menyelesaikan konflik tim dengan tepat.