Jumat, H / 29 Maret 2024

Adab Menerima Tamu

Selasa 08 Aug 2023 07:00 WIB

Ida S. Widayanti

Hidangan untuk Tamu

Foto: Ida SW


Oleh: Aisha Hani

 

ESQNews.id, JAKARTA - Idul fitri sering menjadi momen untuk saling mengunjungi keluarga atau kerabat. Ada saatnya berkunjung, namun tentu ada kesempatan juga menjadi tuan rumah. Bagaimana agar kedatangan tamu mendatangkan berkah dan pahala. 

 

Terkadang ada sebagian orang yang tidak terlalu senang ketika kedatangan tamu. Alasannya bisa kerena repot, berantakan, dan lain-lain. Namun ketahuilah ketika kita memuliakan tamu, hal itu akan mendatangkan pahala bagi sang tuan rumah dan itu merupakan bukti kita beriman pada hari akhir. Sebagaimana Nabi Muhammad saw bersabda:

“… dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia memuliakan tamunya …”

Agar kedatangan tamu tidak menjadi sia-sia, ada hal-hal yang perlu diperhatikan saat menjadi tuan rumah. Dengan hal-hal tersebut Insya Allah kedatangan tamu dapat membawa berkah dan memberikan pahala bagi keduanya. Oleh karena itu bersungguh-sungguh dan muliakanlahtamu.

 

1. Niat yang benar

Ketika kita mengundang atau kedatangan tamu, pastikan niat kita hanya untuk Allah semata. 

Lillahi ta’ala atau berniat mengharapkan pahala dari Allah SWT:

       Menyambung tali silaturahim

       Menghidangkan makanan

       Memberikan sambutan yang baik kepada tamu

 

2. Menerima tamu dengan baik

Sudah selayaknya kita berbuat baik kepada tamu. Sebagaimana jika kita berada di posisi saat menjadi tamu dan ingin diperlakukan baik oleh tuan rumah.

       Memberikan senyuman hangat dan menampakkan wajah ceria.

Meskipun saat itu kita sedang lelah atau ada masalah, pastikan saat menyambut tamu tetap memberikan senyuman dan wajah cerah seakan-akan tidak ada masalah. Jika kita menampakkan muka suram, tamu pun akan merasa kedatangannya mengganggu dan membuat tidak enak hati.

       Hendaknya menerima pula orang yang datang bersama tamu. Terkadang tamu yang kita undang ikut menyertakan anggota keluarga atau orang yang tidak kita kenal. Meskipun tidak kita undang, orang tersebut tetap kita terima dan layani dengan baik. Ini merupakan sebuah kemuliaan.

       Menatap matanya

Saat berbicara pada tamu tataplah matanya, agar tamu pun merasa dihormati. Namun ini dilakukan terhadap yang mahram saja.

       Memberikan salam, berjabat tangan, dan berpelukan

Sebagai seorang muslim hendaknya kita senantiasa mendoakan sesama dengan mengucapkan salam saat berjumpa. Tak lupa berjabat tangan dan berpelukan.

Sebab dengan berjabat tangan, dosa kedua orang yang berjabat tangan tersebut akan diampuni. Seperti hadits yang berbunyi : 

 

Tidaklah dua orang muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan, kecuali akan diampuni (dosa-dosa) mereka berdua sebelum mereka berpisah.

       Mengucapkan sambutan dan menanyakan kabar.

Alangkah senangnya jika seseorang menyambut kedatangan kita dan menanyakan kabar. Hal itu menunjukkan bahwa orang itu memberi perhatian pada kita. Oleh karena itu sambutlah tamu dan menanyakan kabarnya, apalagi kalau ia telah menempuh perjalanan jauh yang membuatnya lelah. Ia akan senang sekali jika disambut dengan baik. 

       Menempatkan tamu di tempat yang layak

       Mempersilahkan tamu duduk di tempat yang bersih dan nyaman

 

3. Memberikan hak tamu dan memuliakannya

       Memberikan hak tamu seperti menyuguhkan makanan dan minuman.

Saat hendak menyuguhkan minuman kita bisa bertanya pada sang tamu ingin minuman apa dan kita bisa menawarkan beberapa pilihan yang tersedia. 

       Jangan terlambat memberikannya atau menunda-nunda

       Mempercepat untuk menghidangkan makanan bagi tamu sebab hal tersebut merupakan penghormatan bagi mereka.

Sebaiknya sebagai tuan rumah kita segera menghidangkan minuman dan makanan terhadap tamu. Jangan sampai tamunya sudah kehausan baru kita hidangkan minumannya.

      Mendahulukan tamu yang lebih tua daripada tamu yang lebih muda, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:

 

“Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami.” (HR Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad). Hadits ini menunjukkan perintah untuk menghormati orang yang lebih tua.

      Hendaknya tidak terburu-buru mengangkat hidangan sampai para tamu telah selesai menikmatinya.

 

4. Tuan rumah sendiri yang melayani tamu

       Menghidangkan makanan dan minuman ke tempat tamu

Melayani sendiri tamunya merupakan salah satu adab yang dianjurkan sesuai di dalam al-quran.

“Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar), lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata: ‘Silahkan kamu makan.’” (QS. Adz-Dzaariyaat: 26-27)

       Tidak berlebihan menjamu tamu

Menyuguhkan makanan sesuai kemampuan yang ada disertai memuliakan mereka.

 

5. Berbuat baik kepada tamu selama ia tinggal

       Hak berkunjung selama 3 hari 3 malam

Jika tamu tersebut izin menetap di rumah, hak tamu tersebut adalah 3 hari 3 malam. Maksud dari hal tersebut adalah kewajiban kita sebagai tuan rumah melayani tamu adalah 3 hari 3 malam.  Namun jika ia tetap menetap setelah 3 hari 3 malam, tidak ada kewajiban bagi kita melayani haknya seperti hari sebelumnya. Akan tetapi jika kita tetap melayaninya dengan baik, itu diperbolehkan dan mendatangkan pahala bagi tuan rumah.

      Menyediakan tempat yang layak untuk beristirahat.

      Mencegah keributan anak-anak agar tidak mengganggunya.

 

6. Melayani tamu hingga tamu tersebut pulang

      Tuan rumah mengantarkan tamu sampai ke pintu

Disunnahkan untuk mengantar tamu hingga pintu rumah karena hal itu menunjukkan hal maksimal dalam memuliakan tamu.

      Tidak masuk ke rumah dan mengunci pintu kecuali setelah tamu pergi

 

 

 

Raihlah surga dengan cara menyurgakan orang lain.


Dapatkan Update Berita

BERITA LAINNYA